Sunday, August 31, 2008

Santripreneurship; Santri + Entrepreneurship

It was very exciting moment for me. I thought it wasn't since US Embassy has a long collaboration with the pesantren for so many visits. But this time, I admit this one is different. He's  Harry G Harris, entrepreneur and the president of Health Care of California (www.healhtcal.com). 


We had very interesting conversation about entrepreneurship. He's friendly, smart, humble, success, funny and most important, He's entrepreneur! He's a damned successful business man with a quite renowned track for management which you can see at http://www.harrygharris.com/ 

He also kind of social entrepreneur by founding a Harry G Harris Foundation.The thing that more people should do. Anyway, at the end of the visit and mostly listening to my explanation about the pesantren, he impressed with how the pesantren survive and agree that pesantren Darunnajah and most of other pesantrens in Indonesia has a deep rooted entrepreneurial spirit. 

Santri menurut sejarahnya adalah sebuah gen kreatif dari Bangsa Indonesia. Bahkan, lembaga pesantren, yang proses kelahirannya biasanya dimulai from nothing bermodal sumber daya milik Kiai, adalah sebuah proses kewirausahaan itu sendiri. Lebih luas lagi, menurut data yang diambil dari Majalah Gatra edisi khusus 2005, kaum santri  merupakan tulang punggung penggerak ekonomi rakyat pada masa awal kemerdekaan. Contohnya bisa jelas terlihat dalam sejarah koperasi batik di kota Pekalongan,

Didalam kehidupan pesantren modern saat ini, Entrepreneurship menjadi salah satu kekuatan dari sistem pendidikannya. Hal tersebut terkait erat dengan pola asuh santri dalam beragam kegiatan extra kurikuler yang melatih beragam kecerdasan. Terlebih pendidi kan di pesantren juga mengedepankan sikap hidup sederhana dan mandiri, sikap yang utama sebagai entrepreneur. Salah satu doktrin yang selalu ditekankan oleh KH.Imam Zarkasyi, Kiai Gontor kepada santrinya adalah”Anda boleh menjadi pegawai, tetapi jangan pernah punya mental pegawai”.

Doktrin tersebut bisa dimengerti karena hidup ‘ala pegawai adalah hidup yang cenderung jumud, pasif dan sekedarnya, suatu gaya hidup yang bertolak belakang dengan Dunia kewirausahaan. Dunia kewirausahaan adalah dunia untuk mereka yang berani (kadang terpaksa) kreatif, imajinatif, penuh kedisiplinan, mandiri, tidak takut akan tantangan dan memerlukan kerja keras, Dunia yang juga dijalani oleh Rasulullah SAW ketika mudanya.

Namun, bicara Entrepreneurship bukan hanya melulu tentang bagaimana berdagang atau berbisnis. Lebih dari itu, entrepreneurship berkaitan erat dengan kreatifitas, kepemimpinan, kemandirian, kecerdasan sosial emosional dan sikap hidup produktif yang bisa dilatih kepada generasi muda sejak dini. 

Atas dasar tersebut, I'm thinking of idea to establish a kind of extracurricular activity, sebuah wadah pembinaan bagi Santri Darunnajah yang mempunyai minat dan bakat kewirausahaan: DN Santripreneurs.

DN Santripreneurs berasal dari gabungan kata Santri dan Entrepreneurs. Kata Santripreneurs Menggabungkan jiwa Santri dan jiwa Entrepreneurship.


So, what do you think?


p.s. I've heard this "Santripreneurship" term from my friend; Akbar, n I think I need to apply it to Pesantren as soon as possible since I believe this could become a next great thing 




2 comments:

Dino said...

We definitely need more entrepreneurs in Indonesia. We need young people with big ideas and a bigger dream to change the nation.
----
Saya juga pernah hidup 3 bulan di Inggris. Amerika menurutku lebih tidak membosankan dibandingkan Inggris. Aku inget di Inggris toko tutup jam 6 sore. Plus summer aja dingin. Kalo di Amerika sedikit lebih "hidup".
Tapi Inggris (dan Eropa kebanyakan) memang luar biasa indah. Rumputnya aja menurutku lebih hijau dan indah. Ditambah bangunan kuno2 itu bikin suasana menjadi mencengangkan.
Thanks for stopping by my blog.

MUHAMMAD YULIAN MA'MUN said...

ayo bang!
maju terus santriperneur!