Wednesday, July 22, 2009

Uncovering Indonesia; East West Center-Darunnajah Summary

Uncovering Indonesia; Program kerjasama East West Center dengan Darunnajah



Susan Buchan (51) adalah salah satu dari enam Guru USA yang merasakan “nyantri” di pesantren Cipasung, Tasikmalaya selama seminggu. Dia tinggal disalah satu host family pesantren, Ibu Ida yang juga ustadzah di pesantren tersebut. Tidak hanya mengajar di kelas, Susan yang menjabat guru BP (Pengasuhan santri) di sekolahnya di Ann Harbour, Michigan tersebut juga mengikuti dengan seksama kegiatan khas pesantren, pecan Khutbatul ‘Arsy di Cipasung yang menampilkan seluruh kegiatan santri tersebut. Saking terkesimanya dengan dinamika kehidupan pesantren, Susan pun berencana akan mengusulkan kegiatan serupa di sekolahnya kelak ketika kembali ke Michigan, USA.

Pengalaman serupa juga dialami oleh 5 guru AS lainnya. Mereka berasal dari Negara bagian berbeda di USA dan homestay di pesantren-pesantren berbeda di pelosok Indonesia dari mulai Madinatunnajah di Serang, Al-Ikhlas di Kuningan, Cipasung di Tasikmalaya, Matholi’ul Falah asuhan Kiai Sahal Mahfudz di Pati hingga Darul Furqon di Lombok.

Sejak 8 July hingga 25 July ini, guru-guru AS tersebut bersama-sama mengikuti program Travel & Teach 2009 yang bertemakan: Uncovering Indonesia. Program ini adalah program yang dilaksanakan oleh East West Center, lembaga riset dan beasiswa yang didanai oleh Kongress Amerika yang berkantor pusat di Hawaii dan Darunnajah International Relations Office (DIRO) sebagai host partner.

Sebelum homestay, guru-guru tersebut juga berkunjung ke Ambon untuk melaksanakan program “seed of friendship”, program yang berusaha menanam benih persahabatan bagi generasi muda Ambon yang sempat terpecah karena konflik berlatar belakang agama tersebut. Selain itu, banyak variasi program lainnya seperti exploring spices in Banda Island, kunjungan ke situs-situs bersejarah dan pendidikan di Yogyakarta termasuk Borobudur, Legacy of Romo Mangun, ICRS UGM bahkan mengikuti jama’ah maiyah interaktif Cak Nun dan Kiai Kanjeng di Kasihan Bantul.



Menurut Direktur Program tersebut, Namji Steinemann dari East West Center tujuan program ini adalah diharapkan bahwa sekembalinya dari Indonesia, guru-guru tersebut bisa memuaskan antusiasme anak murid mereka yang ingin mengetahui lebih jauh wajah Indonesia yang sesungguhnya. Beliau menambahkan, antusiasme tersebut sangat dipengaruhi oleh kenyataan bahwa rakyat Amerika kini memiliki presiden yang ada kaitannya dengan Indonesia, Barack Obama.

Meskipun program ini banyak mengupas keterkaitan sejarah dan kebudayaan dan keterkaitan kurikulum sekolah-sekolah di USA dengan Indonesia secara luas, dalam program ini pesantren tidak hanya menjadi vocal point, tetapi juga menjadi partner kerja yang dipercaya.

In-country coordinator program ini, Ustadz Dedy dari Darunnajah menjelaskan kenapa Darunnajah menerima tawaran menjadi host partner adalah karena program ini sejalan dengan visi dakwah lembaga ini. Diharapkan, dengan membantu memfasilitasi keinginan yang kuat dari masyarakat dunia, khususnya rakyat Amerika, yang memandang Indonesia adalah Negara Muslim yang sangat strategis dan bisa menampilkan wajah Islam moderat (ummatan wasathon) yang bersahabat.

Efektifitas dan keberhasilan program ini bisa disimak dari jawaban spontan guru-guru tersebut ketika mendengar adanya Bom di Jakarta beberapa waktu lalu; “kami tidak khawatir sama sekali karena kami merasa aman berada di lingkungan pesantren”.

No comments: