Wednesday, April 23, 2008

Ageing Population

I met one of my Chevening friends yesterday in Plaza Semanggi. It was lunch time n I miss that Bebek Peking in one of Chinese muslim restaurant in Bristol. Rice Bowl was our choice then. It was my fifth time to go to Mall since the last six months.

Sitting there in one of the most centrally located Mall in Jakarta, we realized there was quite different atmosphere from most UK Shopping Centres. Something missing from our shopping centres. And it's an eldery people! ya! orang tua!

kakek2 ompong, nenek2 bungkuk berambut putih, kakek nenek pengendara mobil batere nan imut, mereka mandiri, ramah senyum dan biasanya tak segan mengajak ngobrol dimana ada kesempatan persis Ibu Nenek Gendut Soraya, nenek gw tercinta.


Gw inget banget soalnya setiap hari berangkat ke kampus jam 10 pagi, itu bis yang gw tumpangin pastinya penuh dengan manusia lanjut usia~pensioners. Tinggal menunjukkan kartu Pensioner mereka n simsalabim, mereka bebas kemana saja. Sekumpulan nenek2 biasanya menuju city centre buat berburu barang2 murah di Charity shops dan bazar2 murah.

Lalu, kemana mereka dalam kasus Indonesia? Yaaa pengajian laahhhh... Maulid boo.. Malu sama cucuuu..

No, I mean, it's far more serious than that. It's describing how horrible and unfriendly really our transportation system is. Ga kebayang kan nenek2 bungkuk naek Kopaja di Jakarta? Bisa2 tewas jantungan ngeliat copet beraksi di depan mata mereka, atau tumbang ketika mengejar ngejar Metro Mini yang zig-zag.

It's also describing the social structure of family in two different cultures. Cucu dan bahkan anak bukanlah milik mereka orang tua yang hidup dibudaya barat. Orang tua hanyalah media yang melahirkan mereka. Tidak ada kewajiban mengurus orang tua seperti konsep yang kita kenal dalam budaya barat dan Islam. Tidak ada kewajiban membalas kebaikan mereka. Tempat orangtua ketika mereka tidak berdaya adalah Panti Jompo. That's it. They're just like a baby. Fragile, spoil, burden, tak berdaya. Nyusahin!

Tetapi justru disitulah salah satu kelemahan terbesar masyarakat dengan budaya yang mereka anggap Modern. Budaya barat. Budaya sex bebas. Budaya individualis. Budaya yang sebagian dari kita menganggapnya budaya paling superior.

Seketika mereka sadar bahwa konsep menikah dan memiliki anak adalah sebuah beban dan tidak memperdulikan mereka sesaat mereka lulus SMA, kenapa repot susah2 membesarkan anak? who cares anyway? cuma bikin susah! mahal pula.. lebih baik duitnya dipakai buat seneng2. Plesiran, expedisi, touring.

Kebayang kan suatu hari nanti mereka akan bingung bahwa generasi mereka berkurang? dan itulah kenapa terjadi fenomena "ageing population". Populasi yang menua. Kekurangan generasi produktif karena setiap dari mereka tidak menginginkan anak terlalu banyak. SEBALIKNYA, orang2 imigran yang masuk, yang notabene berasal dari negara2 timur tengah dan Afrika, beragama Islam, berlomba2 membuat anak yang banyak sesuai anjuran agama mereka. Nah loh!

sudah tergambar skenario besar Tuhan kan? it's only a matter of time brother...

1 comment:

Anonymous said...

Asik juga ngintip suasana mal di UK lewat tulisan lo, ded... Tapi kayaknya budaya untuk meminimalisir jumlah keturunan udah mulai berlaku di generasi kita deh... meskipun belum segenerik orang Barat.... Paling banter keluarga anak muda cuma berani bikin dua anak. Jenis kelamin gak jadi soal. Tul gak?