Friday, August 31, 2007

Tradisi; dilupakan dinegeri sendiri, dipuja di negeri maju

Memang aneh bangsa kita.

Kaya raya akan budaya dan tradisi, sudah seharusnya kita bangga. Tetapi yang terjadi malah sebaliknya. Tidak banyak generasi muda sekarang yang tertarik akan tradisi kita. Misalnya, minta anak-anak muda kita menyebutkan nama-nama boysband atau aktor film asal Amerika, dengan lancar mereka pasti akan menyebutkan bahkan mungkin sekaligus membeberkan detail biografinya. Tapi coba suruh mereka menyebutkan tokoh atau cerita rakyat asal daerah mereka, mungkin hanya sedikit yang mungkin mengenalnya. Berapa persen generasi sekarang yang tertarik mendalami musik tradisional? berapa gelintir teman kita yang bisa menari tarian asal daerahnya?

Padahal di negeri maju macam UK, tradisi-tradisi tua seperti itu malah banyak diminati.
Seperti contohnya, hampir disetiap kota university terkemuka di UK mempunyai kelompok Gamelan. Ya, gamelan Jawa.

Saya pernah menemani salah satu kawan saya yang memproduksi karya audio visual sebagai tugas akhir studynya di fakultas Video Production tentang Gamelan di UK dan harus merekam kegiatan mereka. Bayangan saya, ada beberapa mahasiswa Indonesia yang mungkin memimpin kelompokdi University of Durham, salah satu kelompok yang kami datangi. Sebagai cameraman, saya terkejut karena ternyata kelompok tersebut murni dihuni oleh bule-bule Inggris. Lebih terkejut lagi karena pemimpin kelompok tersebut adalah bule muda bergelar Doctor di bidang musik gamelan.




Contoh lainnya adalah penampilan Kyai Kanjeng yang dipimpin oleh budayawan Emha Ainun Nadjib pada tahun 2005 lalu. Mengkolaborasi gamelan Jawa dengan bermacam aliran musik pop dan rock, Kyai Kanjeng sempat diundang tampil di Albert Memorial Hall, salah satu venue music paling prestigious di Inggris, dihadiri oleh petinggi dan artis negeri ini, termasuk Yusuf Islami (former Cat Stevens) serta diundang ke kota-kota Univeristy terkemuka seperti Manchester, Leeds dan Aberdeen di Scotland. Lebih dari itu, mereka juga diminta tampil di belahan Eropa lainnya, seperti Rome, Berlin dan Turin. Saya pribadi sempat melihat penampilannya di Leeds University, dan terus terang, saya iri melihat ketertarikan bule-bule akan Gamelan dan budaya Indonesia.


Yang terakhir ini, bakal ada pagelaran Wayang di Southbank, lokasi kebudayaan paling bergengsi dipusat London, tidak jauh dari London Eye dan Big Ben. Didalangi oleh Ki Purbo Asmoro, penampilan yang dimulai jam 10.30 malam sampai jam 7 pagi (semalam suntuk!) tersebut akan membawakan cerita Mahabrata lengkap dengan English Subtitlenya.

http://www.southbankcentre.co.uk/calendar/productions/gamelan-wayang-17709

Sedih rasanya menyaksikan di negeri kita tak banyak lagi generasi muda yang peduli akan hal tersebut. Sebaliknya, banyak dari mereka yang mendewakan pola budaya barat yang dianggap lebih superior. Entah apa ini akibat dari Globalisasi dan televisi, tapi sudah seharusnya Pemerintah dan kita semua, kembali menanamkan rasa cinta akan budaya dan akar tradisi kita yang sangat berharga tersebut. Sebelum semuanya terlambat.

Dedy, Bristol

No comments: